11/11/2009

Terimbas KPK Vs Polri, Rupiah Perlu Kawalan BI



Kompas/Yuniadhi Agung
Artikel Terkait:


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelemahan rupiah terhadap dollar AS bakal terus berlanjut bila tidak dikawal secara ketat oleh Bank Indonesia. "Jika tidak ada kawalan dari BI, mungkin rupiah akan makin terpuruk dan bergerak sangat berfluktuatif," kata ekonom Bank Danamon, Anton Gunawan, dalam ikhtisar perekomoian Bank Danamon.

Rupiah tercatat pada level 9.595 per dollar AS per 2 November dari level 9.485 per dollar AS per 26 Oktober. "Dalam seminggu ini, rupiah telah mengalami depresiasi sebesar 110 poin," katanya.

Menurut Anton, tekanan rupiah mungkin bersumber dari persepsi negatif investor terhadap konflik politik kepolisian-KPK yang makin hangat. "Jika masalah ini tidak diselesaikan secara tuntas dan cenderung berlarut-larut, bisa menurunkan kepercayaan investor terhadap Indonesia, yang akan menekan rupiah lebih lanjut," tuturnya.

Selain itu, sebut dia, tekanan terhadap rupiah akan semakin besar dengan adanya wacana bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, melakukan pengetatan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuannya. "Jadi, menurut perkiraan kami, rupiah pada akhir tahun akan berada pada level 9.600 per dollar AS," ujar dia.

Dikatakannya, jika dilihat dari fundamental ekonomi domestik dan global, tidak ada perkembangan terbaru yang sangat mengejutkan. "Pelemahan rupiah akhir-akhir ini lebih disebabkan oleh berbaliknya dollar AS terhadap mata uang enam negara-negara maju (indeks dollar AS), termasuk negara-negara kawasan regional. Penguatan dollar AS merupakan proses yang wajar setelah mengalami pelemahan yang cukup lama terhadap mata uang negara lain," kata dia.

Selama tahun 2009, tren penguatan rupiah (apresiasi) jauh lebih cepat dibandingkan dengan mata uang kawasan regional dan dunia, kecuali won. Sejak Feburari, dalam kurun waktu lebih dari tujuh bulan, apresiasi rupiah mencapai lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan mata uang negara kawasan regional, seperti ringgit, peso, bath, dan dollar Singapura. Bahkan, terhadap ringgit, rupiah menguat sampai 4,8 kali lipat.

Namun, penguatan rupiah yang terlalu cepat ini juga menimbulkan risiko. Proses awal koreksi terhadap rupiah mulai terlihat dalam seminggu terakhir ini. "Ternyata, rupiah mengalami koreksi lebih tajam dibandingkan dengan mata uang negara-negara lain, khususnya kawasan ekonomi regional. Tekanan rupiah makin tinggi karena beberapa bulan terakhir ini, investor asing banyak keluar masuk di pasar saham dan SBI yang merupakan investasi jangka pendek," kata Anton Gunawan.

Sumber Berita Dari Kompas.Com

Comments :

0 komentar to “Terimbas KPK Vs Polri, Rupiah Perlu Kawalan BI”


Posting Komentar